Gaya Kepemimpinan

a.    Kepemimpinan      
Salah satu faktor utama terciptanya produktivitas tinggi adalah dengan memiliki pemimpin yang mampu menampilkan kepemimpinannya secara profesional. Eksistensi pemimpin semakin penting ketika ia memiliki kemampuan dalam mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama, mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, serta dapat memperbaiki kelompok yang berada didalam organisasi tersebut.

Menurut Lensufiie (2010:2), kepemimpinan merupakan pondasi dan tulang punggung dalam sebuah organisasi. Karena tanpa kepemimpinan yang baik akan sulit untuk mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan di definisikan ke dalam ciri individual, kebiasaan, cara mempengaruhi orang lain, interaksi, kedudukan dalam administrasi, dan persepsi mengenai pengaruh yang sah. Namun dalam arti yang lebih dalam, pemimpin yang dimaksudkan di dalam ‘Leadership’ harus diartikan sebagai seseorang yang memimpin sebuah organisasi atau institusi dan terlibat di dalamnya 
Menurut Danim (2008:48) kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi peserta pelatihan agar tetap berperilaku dalam koridor tujuan yang dikehendaki. Berdasarkan teori-teori diatas, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain baik secara kelompok atau individual untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

b.   Pemimpin
Secara etimologi pemimpin berasal dari kata dasar “pimpin” (lead) berarti bimbing atau tuntun, dengan begitu di dalamnya terdapat dua pihak yaitu yang dipimpin (rakyat) dan yang memimpin (imam). Setelah ditambah awalan “pe” menjadi “pemimpin” (leader) berarti orang yang mempengaruhi pihak lain melalui proses kewibawaan komunikasi sehingga orang lain tersebut bertindak sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. Pemimpin adalah seorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi individu dan kelompok untuk dapat bekerja sama mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Hendry Pratt Fairchild dalam Kartini Kartono (2006:38-39) mengemukakan bahwa pemimpin dalam pengertian yang luas adalah seseorang yang memimpin dengan jalan memprakarsai tingkah laku sosial dengan mengatur, menunjukkan, mengorganisir atau mengontrol usaha/ upaya orang lain atau melalui prestise, kekuasaan atau posisi.
Sedangkan dalam pengertian yang terbatas pemimpin ialah seseorang yang membimbing, memimpin dengan bantuan kualitas-kualitas persuasifnya dan akseptansi/penerimaan secara sukarela oleh para pengikutnya. Selanjutnya Sudriamunawar (Pasolong, 2008:3) mengemukakan bahwa Pemimpin adalah seseorang yang memiliki kecakapan tertentu yang dapat mempengaruhi para pengikutnya untuk melakukan kerja sama ke arah pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
B.H. Raven (1976) dalam Bernardine R. Wirjana dan Susilo Supardo (2005:4) mendefinisikan pemimpin sebagai seseorang yang menduduki posisi di kelompok, mempengaruhi orang-orang dalam kelompok itu sesuai dengan ekspektasi peran dari posisi tersebut dan mengkoordinasi serta mengarahkan kelompok untuk mempertahankan diri serta mencapai tujuannya.
Dahulu orang menyatakan bahwa kepemimpinan yang dimiliki oleh seorang pemimpin itu merupakan bawaan psikologis yang dibawa sejak lahir, khusus ada pada dirinya dan tidak dipunyai oleh orang lain sehingga disebut sebagai Born Leader (dilahirkan sebagai pemimpin). Oleh karena itu, kepemimpinannya tidak perlu diajarkan pada dirinya dan tidak bisa ditiru oleh orang lain.
Namun di zaman modern seperti sekarang, dengan berbagai kegiatan yang serba teknis dan kompleks, dimana-mana juga selalu dibutuhkan pemimpin. Pemimpin-pemimpin yang demikian harus dipersiapkan, dilatih, dididik dan dibentuk secara terencana serta sistematis

c.    Fungsi Kepemimpinan
Fungsi artinya suatu pekerjaan yang dilakukan atau kegunaan sesuatu hal atau kerja suatu bagian tubuh. Sedangkan fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok/organisasi masingmasing, yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada berada didalam dan bukan diluar situasi tersebut.  Menurut Rivai dan Mulyadi (2010: 34-35) fungsi pokok kepemimpinan dapat dibedakan sebagai berikut :
1)  Fungsi Instruksi
Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana, dan dimana perintah itu dikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif. Kepemimpinan yang efektif memerlukan kemampuan untuk menggerakan dan memotivasi orang lain agar mau melaksanakan perintah.
2)  Fungsi Konsultasi
Fungsi ini bersifat dua arah. Pada tahap pertama untuk menentukan keputusan, pemimpin seringkali memerlukan masukan atau input sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan keputusan, yang mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya yang dinilai mempunyai bahan informasi yang diperlukan dalam menetapkan keputusan. Tahap berikutnya konsultasi dari pemimpin pada bawahan dapat dilakukan setelah keputusan memperoleh masukan untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusankeputusan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan. Dengan demikian keputusankeputusan pimpinan akan mendapat dukungan dan lebih mudah mengintruksikannya kepada bawahan, sehingga kepemimpinan berlangsung efektif.
3)  Fungsi Partisipasi
Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha mengaktifkan orangorang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya. Partisipasi tidak berarti bebas berbuat semauny, tetapi dilakukan secara terkendali dan terarah berupa kerja sama dengan tidak mencampuri atau mengambil tugas pokok orang lain. Keikutsertaan pemimpin harus tetap dalam fungsi sebagai pemimpin dan bukan pelaksana.
4)  Fungsi Delegasi
Fungsi ini dilaksanakan dengan melimpahkan wewenang membuat/menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pimpinan. Fungsi delegasi itu harus diyakini merupakan pembantu pemimpin yang memiliki kesamaan prinsip, persepsi, dan aspirasi.
5)  Fungsi Pengendalian
Fungsi ini bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses/ efektif mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam kondisi yang efektif sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Fungsi pengendalian dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan,  koordinasi, dan pengawasan.
Seluruh fungsi kepemimpinan tersebut diselenggarakan dalam aktivitas  kepemimpinan secara integral. Pelaksanaannya berlangsung sebagai berikut :
a.      Pemimpin berkewajiban menjabarkan program kerja.
b.     Pemimpin harus mampu memberikan petunjuk yang jelas.
c.      Pemimpin harus berusaha mengembangkan kebebasan berfikir dan mengeluarkan pendapat.
d.     Pemimpin harus mengembangkan kerja sama yang harmonis.
e.      Pemimpin harus mampu memecahkan masalah dan mengambil keputusan masalah sesuai batas tanggung jawab masing-masing.
f.       Pemimpin harus mendayagunakan pengawasan sebagai alat pengendali. Dan yang paling penting pemimpin harus mempertanggung jawabkan semua tindakannya. berusaha untuk memanfaatkan setiap orang yang dipimpin. Kepemimpinan demokratis adalah kepemimpinan yang aktif, dinamis, dan terarah. Kepemimpinan tipe ini dalam mengambil keputusan sangat mementingkan musyawarah, yang diwujudkan pada setiap jenjang dan didalam unit masing-masing


0 Komentar Untuk "Gaya Kepemimpinan"

Post a Comment