Chapter 1
PART II : Teknologi dan Politik
Oleh : Febrian Chandra
27 Juli 2017
Hari demi hari terus berganti, negeri ini terus mencari jadi
diri, jati diri yang dapat menggambarkan betapa hebatnya negeri ini. Rangkuman perjalanan
telah berubah, tekhnologi menjadi senjata paling ampuh, untuk memutar semua
fakta yang terjadi. Pemimpin-pemimpin sedang disibukkan untuk mengabadikan moment
indah untuk ditampilkan. Terkadang mereka memamerkan prestasi, atau sekedar bertanya
apa yang kalian butuhkan?.
Negeri ini kemudian sudah berani bermimpi, jalan asa telah
dirajut, satu persatu pembangunan mulai berjalan dan diselesaikan. Namun asa
itu tetap saja memberi celah bagi penjahat-penjahat pembangunan untuk
membohongi rakyat atau mengimingi rakyat dengan keuntungan, keterlibatan
masyarakat awam yang terlalu dominan dapat mengalahkan kemurnian pembangunan, akibatnya
suatu pembangunan hanya memberi
pembodohan. Rakyat sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran
dan pendirian suatu kelompok. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada
akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik. Hal ini
kemudian diperparah dengan stabilitas politik, arah politik yang tidak tetap
atau sering berubah akan mengakibatkan pembangunan yang tidak konsisten.
Rapuhnya negeri ini adalah gambaran pemimpin yang rapuh juga,
yang mencoba membangkitkan batang yang terendam, namun ketika bangkit hanyut
mengikut arus. Hal ini telah terjadi terstruktur dari setiap jalan para
penguasa. Karena niat sudah dikalahkan oleh kepentingan. Yang seharusnya sudah
mereka sadari sejak dulu, betapa sejauh apapun kebohongan terjadi, tetaplah
kebenaran pemenangnya. Dan seberapa jauhpun keadilan ditunjukkan, ketidakadilan
tetaplah mata pisau tertajam yang meruntuhkan negeri. Apapun yang dapat membuat
negeri ini bangkit akan selalu ada pedang tajam didepannya, sejauh apapun
negeri ini mencoba melangkah, selalu akan ada kerikil tajam yang akan
menjatuhkannya. Ini adalah filosofi yang selalu akan terjadi di setiap tahap kepemimpinan.
Politik di negeri ini telah memasuki era modenisasi, yang
berujung pada tekhno human yang terus
menutup setiap masalah besar yang terjadi, hingga berujung pada suatu masalah
dimana tak ada tempat untuk menutupinya. Rakyat seharusnya dapat menilai ketika
hal yang benar jika dibenarkan adalah benar, jika hal yang salah di salahkan
adalah benar, jika hal yang benar disalahkan adalah salah, jika hal yang salah
dibenarkan adalah salah. Begitulah seharusnya rumus matematika hukum yang
terjadi dan diterapkan di negeri ini.
Saat ini asumsi telah mengalahkan fakta yang terjadi,
terkadang cukup dengan berasumsi sudah meluruskan semua fakta yang terjadi, hal
ini seharusnya diluruskan bahwa ada tempat dimana seharusnya menempatkan
asumsi, dimana menempatkan fakta, dan dimana menempatkan opini. Karena sesunguhnya
asumsi lahir dari fakta dan opini. Sesungguhnya ketiga hal inilah pendukung
keseimbangan jalan pemerintahan negeri ini. Ketika beban besar dihadapi negeri
ini sudah seharusnya rakyat menagih
pertanggungjawaban terhadap apa yang terjadi. Jangan berani memberikan mimpi
jika tak berani mewujudkannya. Dan cobalah untuk terhindar dari segala bentuk
kepentingan golongan/kelompok, yang sebenarnya dapat mempengaruhi mimpi itu
terjadi.
0 Komentar Untuk "KOREKSI ANAK NEGERI : Teknologi dan Politik"
Post a Comment