1. Pengertian Nilai Sosial
Anda tentu pernah mendengar orang berkata "Orang itu
baik, barang itu berharga, barang itu bernilai". Sesuatu
dikatakan berharga, bernilai atau baik jika hal itu berguna bagi
orang lain. Jika kita akan membahas mengenai nilai, kita awali
dengan pertanyaan-pertanyaan mengapa dan bagaimana suatu
kondisi itu bisa terjadi. Misalnya, mengapa orang rela mati
hanya untuk membela sukunya atau memperjuangkan tanah
airnya? Jawabannya merujuk pada hakikat keinginan luhur
yang dicita-citakan oleh orang atau masyarakat tersebut.
Nilai sosial dalam sosiologi bersifat abstrak karena nilai
tidak dapat dikenali dengan pancaindra. Nilai hanya dapat
ditangkap melalui benda atau tingkah laku yang mengandung
nilai itu sendiri.
Nilai (value) mengacu pada pertimbangan terhadap
suatu tindakan, benda, cara untuk mengambil keputusan apakah
sesuatu yang bernilai itu benar (mempunyai nilai kebenaran),
indah (nilai keindahan/estetik), dan religius (nilai ketuhanan).
Pengertian nilai sosial adalah penghargaan yang diberikan
masyarakat terhadap sesuatu yang dianggap baik, luhur, pantas
dan mempunyai daya guna fungsional bagi masyarakat.
Kegiatan menolong orang lain dianggap pantas dan berguna,
maka kegiatan tersebut diterima sebagai sesuatu yang bernilai
atau berharga.
Berikut ini pendapat beberapa ahli sosiologi tentang nilai
sosial.
a. Prof. Dr. Notonegoro, membagi nilai menjadi
tiga macam sebagai berikut.
1) Nilai material
Nilai material adalah segala sesuatu yang
berguna bagi jasmani/unsur fisik manusia.
2) Nilai vital
Nilai vital adalah segala sesuatu yang
berguna bagi manusia untuk melakukan
suatu kegiatan dan aktivitas.
3) Nilai kerohanian
Nilai kerohanian adalah segala sesuatu yang
berguna bagi batin (rohani) manusia.
Nilai kerohanian manusia dibedakan
menjadi empat macam, yaitu:
a) nilai kebenaran adalah nilai yang bersum-ber pada
unsur akal manusia;
b) nilai keindahan adalah nilai yang bersumber pada
perasaan manusia (nilai estetika);
c) nilai moral (kebaikan) adalah nilai yang bersumber
pada unsur kehendak atau kemauan (karsa dan
etika);
d) nilai religius adalah nilai ketuhanan yang tertinggi,
yang sifatnya mutlak dan abadi.
b. Robert M. Z. Lawang
Menurut M. Z. Lawang, nilai adalah gambaran mengenai
apa yang diinginkan, pantas, berharga dan memengaruhi
perilaku sosial dari orang yang memiliki nilai itu.
c. Woods
Menurut Woods, nilai sosial merupakan petunjuk
umum yang telah berlangsung lama, yang mengarahkan
tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.
d. C. Kluckhohn
Menurut Kluckhohn, semua nilai kebudayaan pada
dasarnya mencakup:
1) nilai mengenai hakikat hidup manusia;
2) nilai mengenai hakikat karya manusia;
3) nilai mengenai hakikat kedudukan manusia dalam ruang
dan waktu;
4) nilai mengenai hakikat hubungan manusiadengan alam;
5) nilai mengenai hakikat hubungan manusiadengan sesamanya.
e. Walter G. Everett
Menurut Walter G. Everett, nilai dibagi
menjadi lima bagian sebagai berikut.
1) Nilai-nilai ekonomi (economic values) yaitu
nilai-nilai yang berhubungan dengan sistem
ekonomi. Hal ini berarti nilai-nilai tersebut
mengikuti harga pasar.
2) Nilai-nilai rekreasi (recreation values) yaitu
nilai-nilai permainan pada waktu senggang,
sehingga memberikan sumbangan untuk menyejahterakan
kehidupan maupun memberikan
kesegaran jasmani dan rohani.
3) Nilai-nilai perserikatan (association values)
yaitu nilai-nilai yang meliputi berbagai bentuk
perserikatan manusia dan persahabatan kehidupan
keluarga, sampai dengan tingkat internasional.
4) Nilai-nilai kejasmanian (body values) yaitu nilai-nilai
yang berhubungan dengan kondisi jasmani seseorang.
5) Nilai-nilai watak (character values) nilai yang meliputi
semua tantangan, kesalahan pribadi dan sosial termasuk
keadilan, kesediaan menolong, kesukaan pada kebenaran,
dan kesediaan mengontrol diri.
2. Ciri-Ciri Nilai Sosial
Nilai sosial mempunyai ciri sebagai berikut.
a. Merupakan hasil interaksi sosial antarwarga masyarakat.
b. Bukan bawaan sejak lahir melainkan penularan dari orang
lain.
Contohnya: seorang anak bisa menerima nilai menghargai
waktu, karena orang tua mengajarkan disiplin sejak kecil.
Nilai ini bukan nilai bawaan lahir dari sang anak.
c. Terbentuk melalui proses belajar (sosialisasi).
Contohnya: nilai menghargai persahabatan dipelajari anak
dari sosialisasinya dengan teman-teman sekolah.
d. Merupakan bagian dari usaha pemenuhan kebutuhan dan
kepuasan sosial manusia.
e. Bervariasi antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan
yang lain.Contohnya: di negara-negara Barat waktu itu sangatdihargai sehingga keterlambatan sulit diterima (ditoleransi).Sebaliknya di Indonesia, keterlambatan dalam jangka waktutertentu masih dapat dimaklumi.
f. Dapat memengaruhi pengembangan diri seseorang baik
positif maupun negatif.
g. Memiliki pengaruh yang berbeda antarwarga masyarakat.
h. Cenderung berkaitan antara yang satu dan yang lain
sehingga membentuk pola dan sistem sosial.
i. Dapat memengaruhi kepribadian individu sebagai anggota
masyarakat.
Contohnya: nilai yang mengutamakan kepentingan pribadi
akan melahirkan individu yang egois dan kurang peduli pada
orang lain. Adapun nilai yang mengutamakan kepentingan
bersama akan membuat individu lebih peka secara sosial.
3. Macam-Macam Nilai Sosial
Nilai sosial berdasarkan ciri sosialnya dapat dibedakan
menjadi dua yaitu nilai dominan dan nilai yang mendarah
daging.
a. Nilai dominan
Nilai dominan yaitu nilai yang dianggap lebih penting
dibandingkan nilai lainnya. Ukuran dominan atau tidaknya
suatu nilai didasarkan pada hal-hal berikut ini.
1) Banyaknya orang yang menganut nilai tersebut
Contohnya: hampir semua orang/masyarakat menginginkan
perubahan ke arah perbaikan di segala bidang
kehidupan, seperti bidang politik, hukum, ekonomi dan
sosial.
2) Lamanya nilai itu digunakan
Contohnya: dari dulu sampai sekarang
Kota Solo dan Yogyakarta
selalu mengadakan tradisi sekaten
untuk memperingati kelahiran Nabi
Muhammad saw. yang diadakan di
alun-alun keraton dan di sekitar
Masjid Agung.
3) Tinggi rendahnya usaha yang memberlakukan
nilai tersebut
Contohnya: menunaikan ibadah haji merupakan salah
satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan umat Islam
yang mampu. Oleh karena itu, umat Islam selalu
berusaha sekuat tenaga untuk dapat melaksanakannya.
4) Prestise/kebanggaan orang-orang yang menggunakan
nilai dalam masyarakat.
Contohnya: memiliki mobil mewah dan keluaran
terakhir dapat memberikan kebanggaan/prestise
tersendiri.
b. Nilai yang mendarah daging
Nilai yang mendarah daging yaitu nilai yang telah
menjadi kepribadian dan kebiasaan. Seseorang melakukannya
seringkali tanpa proses berfikir atau pertimbangan
lagi. Biasanya nilai tersebut telah tersosialisasi sejak
seseorang masih kecil. Jika ia tidak melakukannya maka
ia akan merasa malu bahkan merasa sangat bersalah.
Contohnya: seorang guru melihat siswanya gagal dalam
ujian akhir akan merasa telah gagal mendidiknya.
4. Fungsi Nilai Sosial
Nilai bagi manusia berfungsi sebagai landasan, alasan,
atau motivasi dalam segala tingkah laku dan perbuatannya.
Nilai mencerminkan kualitas pilihan tindakan dan pandangan
hidup seseorang atau masyarakat. Sebuah interaksi sosial
memerlukan pertimbangan nilai baik itu dalam mendapatkan
hak maupun dalam menjalankan kewajiban. Dengan demikian,
nilai mengandung standar normatif dalam perilaku individu
maupun dalam masyarakat.
Adapun fungsi nilai sosial sebagai berikut.
a. Sebagai alat untuk menentukan harga atau kelas sosial
seseorang dalam struktur stratifikasi sosial. Misalnya
kelompok ekonomi kaya (upper class), kelompok ekonomi
menengah (middle class) dan kelompok masyarakat kelas
rendah (lower class).
b. Mengarahkan masyarakat untuk berfikir dan bertingkah
laku sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat
(berperilaku pantas).
c. Dapat memotivasi atau memberi semangat pada manusia
untuk mewujudkan dirinya dalam perilaku sesuai dengan
yang diharapkan oleh peran-perannya dalam mencapai
tujuan.
d. Sebagai alat solidaritas atau pendorong masyarakat untuk
saling bekerja sama untuk mencapai sesuatu yang tidak
dapat dicapai sendiri.
e. Pengawas, pembatas, pendorong dan penekan individu
untuk selalu berbuat baik.
0 Komentar Untuk "Nilai Sosial"
Post a Comment